Skip to main content

Laporan Interpretasi Asam Basa

 

LAPORAN INTERPRETASI ASAM BASA

 

A.    IDENTITAS KLIEN

Nama Klien                      : Tn M

No Rekam Medik            : 276XX

Tanggal Pemeriksaan       : 22 MARET 2019

Diagnosa Medis               : SH

 

B.     HASIL INTERPRETASI ASAM BASA

1.      PH: 7,263 (nilai normal PH 7,35-7,45)

Dari nilai PH 7,263 diperoleh hasil asidosis (dibawah 7,35)

2.      PO2 : 74,0 ( nilai normal PO2 80-100 mmHg)

Dari nilai PO2 diperoleh hasil hipoksemia ringan

3.      PCO2: 82,5 mmhg (nilai normal PCO2 35-45 mmHg)

Dari nilai PCO2 diperoleh hasil asidosis ( diatas normal 35 mmHg)

4.      HCO3: 37,7 mmol/L (nilai normal 22-26 mmol/L)

Dari nilai HCO3 diperoleh hasil alkalosis (diatas 26 mmol/L)

 

C.    KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

1.      Kesimpulan

Dari hasil laboratorium dimana dibandingkan antara kadar PH dengan kadar PCO2 dan kadar HCO3 diperoleh hasil pasien mengalami asidosis respiratorik terkompensasi sebagian alkalosis metabolic dengan hipoksemia ringan.  

2.      Analisa Kasus

Tn. M usia 62 tahun, dengan diagnosa medis SH. Ku tampak lemah, Kesadaran CM GCS  E4V6M5. Riwayat sekarang pasien tampak sesak, terpasang O2 nasal  4 liter per menit, SPO2 96%, dan hasil TTV; TD : 180/90 mmHg, N: 112 x/menit, S: 36,5°C, RR: 28 x/menit.

Dari hasil pemeriksaan AGD diperoleh pasien Tn. S mengalami asidosis respiratorik, yaitu keasaman darah yang berlebihan karena penumpukan karbondioksida dalam darah sebagai akibat dari  fungsi paru-paru yang buruk atau pernapasan yang lambat. Kecepatan dan kedalaman pernapasan mengendalikan jumlah karbondioksin dalam darah. Dalam keadaan normal, jika terkumpul karbondioksida, PH darah akan turun dan darah menjadi asam. Tingginya kadar Karbondioksida dalam darah merangsang otak yang mengatur pernapasan, sehingga pernapasan menjadi lebih cepat dan lebih dalam. Penyebab asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat mengeluarkan karbondioksida secara adekuat.  Hal ini dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang mempengaruhi paru-paru seperti : emfisema, Bronkitis kronis, pneumonia berat, edema pulmoner, asma.

Mekanisme kompensasi yang dilakukan oleh tubuh : ginjal menahan  Na & HCO3, kemudian mengeluarkan clorida, ion hydrogen dan anion lain, sehingga urine menjadi lebih asam. Hasilnya adalah peningkatan  kadar HCO3 yang akan membantu mempertahankan PH normal. Usaha pengobatan dengan cara memperbaiki  ventilasi sebelum timbul hipoksia jalan nafas dijaga ventilasi mekanik PO2 kembali normal. Pemberian cairan ( larutan laktat), ion laktat diubah dalam hati menjadi bicarbonate, sehingga meningkatkan kadar bikarbonat dalam serum.

Tanda klinis dari asidosis respiratorik antara lain; lemah, sesak nafas, sakit kepala dan mengantuk, dan penurunan kesadaran hingga koma, hyperkapnea mendadak (kenaikan PCO2) sehingga menyebabkan peningkatan frekuensi nadi, pernafasan dan peningkatan tekanan darah.

Pada kasus didapatkan tanda gejala yang sama yaitu: pasien tampak lemah, nafas sesak, RR: 28 x/menit, N: 112 x/menit, sakit kepala, TD :  180/90 mmHg.

      Penatalaksanaan / tindakan keperawatan  pada pasien dengan asidosis respiratorik adalah :

1.      Pantau frekuensi kedalaman pernafasan.

2.      Auskultasi bunyi nafas

3.      Kaji penurunan tingkat kesadaran

4.      Pantau frekuensi dan irama jantung

5.      Pantau warna suhu dan kelembaban kulit

6.      Bantu batuk dan nafas dalam, posisi semi folwer dan suction.

7.      Kolaborasi untuk pemeriksaan AGD

8.      Berikan terapi O2, tingkatkan frekuensi dan TV ventilator

9.      Berikan obat-obatan : Naloksan, NaCO3, larutan RL

10.  Batasi pemberian sedative, berikan bronkodilator

11.   Perhatikan hidrasi/ beri kelembaban

Comments

Popular posts from this blog

LAPORAN PENDAHULUAN DYSPNEA

  LAPORAN PENDAHULUAN DYSPNEA A.     DEFINISI Dyspnea atau sesak nafas adalah perasaan sulit bernapas yang terjadi ketika melakukan aktivitas fisik. Sesak napas merupakan gejala dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut atau kronis. Sesak napas dikenal juga dengan istilah “Shortness Of Breath”. Dyspnea atau sesak nafas di bedakan menjadi 2 yaitu :                                                                                                                                                                        1.  Dyspnea akut dengan awal yang tiba-tiba merupakan penyebab umum kunjungan ke ruang gawat darurat. Penyebab dyspnea akut diantaranya penyakit pernapasan (paru-paru dan pernapasan), penyakit jantung atau trauma dada. 2.  Dyspnea kronis (menahun) dapat disebabkan oleh asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), emfisema, inflamasi paru-paru, tumor, kelainan pita suara.   B.      ETIOLOGI Dispnea atau sesak napas bisa terjadi dari berbagai mekanisme s

LAPORAN PENDAHULUAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

KAMU DAPAT DOWNLOAD GRATIS LAPORAN PENDAHULUAN  .DOCX PATHWAY  .DOCX LAPORAN PENDAHULUAN DBD  KONSEP DASAR 1.     Pengertian Demam berdarah adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Virus Dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti (Suriadi, 2006 : 57). Menurut (Nelson, 2000, Vol 2 : 1134) Demam berdarah adalah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostaksis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein.  Sedangkan menurut (Rasyid, 2012 : 3) Demam berdarah dengue (DBD), adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot, dan atau nyeri sendi yang disertai penurunan dari sel darah putih, adanya bercak kemerahan  di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, penurunan jumlah trombosit dan kondisi terberat adalah perdarahan dari hampir seluruh jaringan tubuh. Kesimpulan dari uraian diatas,

Contoh Laporan EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP) Kep. Gerontik

LAPORAN EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP) KEPERAWATAN GERONTIK   EFEKTIVITAS TEHNIK RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH   PADA NY. S DI DESA LEDOK   ARGOMULYO, SALATIGA   Nama Mahasiswa        : xxxx NIM                             :   xxx   1.    Latar Belakang    Lansia merupakan tahap akhir dari siklus hidup manusia, yaitu bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat disadari dan akan di alami oleh setiap individu (Azizah, 2011). Proses menua merupakan proses yang berlanjut secara alamiah, dimulai sejak lahir dan pada umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho, 2008). P enyakit degeneratif pada lansia yang disebabkan oleh penurunan fung si adalah diabetes mellitus dan hiper tensi (Subroto, 2006). Penyakit tersebut akan dapat mengganggu aktifitas lansia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (Sutikno, 2011). Setianto (2007) mengkla-sifikasikan tekanan darah tinggi menjadi empat tingkatan yaitu normal (SBP = Sistole Blood Pressure < 120 mmHg da